TRIBUNENUSANTARA.COM///
Jerman menyatakan kekhawatirannya atas wacana penarikan pasukan perdamaian PBB, United Nations Interm Force in Lebanon (UNIFIL) yang ditugaskan menjaga stabilitas di perbatasan Israel dan Lebanon.
Kecemasan itu disuarakan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, Kamis (19/10/2023).
Dalam pernyataannya, Boris memperingatkan, penarikan pasukan misi penjaga perdamaian PBB yang telah lama berjalan di Lebanon pada saat terjadi eskalasi besar antara negara tetangga Israel dan perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas, akan makin memperluas konflik.
Secara taktis, perluasan konflik dengan masuknya Hizbullah dari Lebanon ke teritori Israel akan membuat pasukan Tel Aviv menghadapi dua front pertempuran.
Pengurangan atau penarikan pasukan UNIFIL akan menjadi sinyal yang salah saat ini,” katanya kepada wartawan di atas kapal angkatan laut korvet Jerman, Oldenburg.
Kapal itu diklaim Jerman dikerahkan untuk memperkuat pasukan misi PBB dan ditambatkan di pelabuhan Beirut
Wacana penarikan pasukan misi perdamaian PBB itu mencuat saat sebuah roket menghantam markas besar UNIFIL di selatan Lebanon, tepatnya di kota pesisir Naqoura.
Ledakan di markas UNIFIL tersebut terjadi ketika bentrokan antara kelompok Hizbullah dan sekutunya melawan militer Israel meningkat pada hari Minggu, (15/10/2023) pekan lalu.
UNIFIL mengatakan tidak ada yang terluka meskipun pasukan perdamaian tidak berada di perlindungan.
Misi ini tidak menyebutkan dari mana roket tersebut berasal tetapi menyatakan kekecewaan, mengatakan meskipun upaya UNIFIL untuk mendeskalasi situasi, kekerasan terus berlanjut, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Senin, (16/10/2023).
Beberapa media Lebanon setempat mengatakan roket itu ditembakkan dari posisi kelompok Hamas di selatan Lebanon, dengan tujuan mencapai Israel, tetapi jatuh meleset jauh dari sasaran dan mengenai markas besar UNIFIL.
Associated Press tidak dapat mengonfirmasi sumber roket tersebut.
No Responses